Buku setebal 550
halaman ini merupakan buah tangan yang diberikan oleh dosen saya. Buku ini membimbing
kita untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan yang berhubungan langsung dengan
kualitas kesehatan kita.
Dr. Jamal Muhammad
Elzaky begitu teliti membahas tiap bab yang dimulai dari memaparkan definisi
Iman kepada Allah, Iman dan hubungannya dengan kesehatan jiwa hingga membahas
satu persatu aspek medis dalam ibadah-ibadah yang kita lakukan. Tiap aspek yang
dibahas ddidetilkan melalui pembagian tahapan-tahapan dalam ibadah itu. Seperti
pada Bab Aspek Medis dalam Puasa maka akan dibagi pembahasan pada judul-judul
kecil berupa Puasa dan pembaruan Sel, Puasa dan Obesitas, Puasa dan keteguhan
Jiwa, Puasa dan Keseimbangan mekanisme mental serta judul-judul lainnya.
Buku ini seperti
wajib dimiliki. Terutama untuk orang-orang yang awam akan ilmu kesehatan seperti saya. Buku
ini cukup membimbing dan mudah dimengerti. Meski sebagian ada yang menggunakan
bahasa tidak populer penulis senatiasa menjelaskan kata-kata itu dengan bahasa
yang mudah dimengerti.
Penulis mengutip
tafsir Sayyid Quthb, “Saya sendiri tidak berusaha mengaitkan berbagai kewajiban
dan ketetapan dari Allah dengan faedah lahiriah atau duniawinya, karena hikmah
asli penetapan ibadah adalah menyiapkan manusia untuk menjalankan perannya
sebagai khalifah di muka bumi sehingga ia dapat meraih kebahagiaan di akhirat.
Kendati demikian, saya tidak menafikan berbagai penelitian dan eksperimen
ilmiah yang menemukan faedah ibadah.
Saya pribadi
membaca buku ini sambil berdecak kagum, betapa Allah maha sempurna dan kita
manusia begitu kerdil. Seperti pada pembahasan Shalat dan Sumber-sumber
kekuatan hidup. Dikatakan bahwa di dalam tubuh kita terdapat banyak kelenjar yang
menghasilkan enzim, hormond an zat-zat lain yang dibutuhkan tubuh. Setiap kelenzar
menghasilkan enzim atau hormon tertentu sesuai kadar yang dibutuhkan. Dijelaskan
dalam buku ini ada tujuh kelenjar ini didalam tubuh. Jika saya urai tentu
terlalu panjang dan bisa-bisa tidak tepat sasaran karena kewawaman saya. Namun,
salah satu kelenjar tersebut terdapat di dahi dan padanya ada korteks serebral
atau lobus fronta. Kelenjar ini juga disebut mata ketiga, yang mengendalikan
sistem saraf parasimpatetik. Tentang kelenjar inilah Al-Qur’an berbicara, “Ketahuilah,
sesungguhnya jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya kami tarik
ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka” (Al-A’laq:
15-16). Ayat ini menjelaskan bahwa tempat keputusan diambil terdapat pada otak
depan.
Demikianlah,
buku ini dibuat berdasarkan riset panjang penulis dan kajian yang mendalam.
Sebagai peneliti penulis sendiri memaparkan bahwa Wudhu sangat berefek pada
kesegaran pikirannya dalam melaksanakan aktifitas yang monoton, lama dan
membutuhkan ketelitian tinggi. Tindakan pencegahan terhadap penyakit yang
ditawarkan oleh buku ini sangat menarik dan mudah dikerjakan.
Allahua'lam, Semoga kita bisa
mengumpulkan sedikit uang dan bersemangat untuk membeli buku ini. Untuk Ibu
dosen yang memebrikan saya buku ini saya ucapkan terimakasih banyak bu. Semoga kesehatan
terus menjadi bagian dari keseharian kita. :D
Komentar
Posting Komentar