Bincang-bincang Akhwat

Tidak semua suka baca??

Anggap saja tulisan ini cuap-cuap para Akhwat ^^

Ukhty A: “Ukh.. males banget, tu akhwat maunya kerja yang ringan mulu, padahal kita kan juga arus mikirin kondisi masyarakat secara luas”

Ukhty B: “Ya Allah, ntu orang akhwat pa bukan?? Jilbabnya kritingan, baunya gak kepalang, gimana umat mau senang di Dakwahin”

Ukhty C: “Sekarang umat butuh kontribusi lebih, seharusnya kita sudah memasuki ranah baru, emansipasi, melek politik, pembinaan masyarakat”

Hihi.. adakah yang pernah merasa terjebak dalam berpikir demikian?? Pandangan mana yang menurut ukhty sekalian yang paling benar??

Silah pelajari dan buka hukum-hukumnya sendiri ya!! :D


Sebuah penomena yang unik, ternyata disinalah melekat yang dinamai dengan Karakter bawaan Lahir, setuju?? Hihi.. (becanda ding)

Mungkin ini dia yang disebut dengan perbedaan cara pandang kita terhadap sebuah objek, yang bisa saja pendapat itu muncul akibat sejarah hidup yang berbeda-beda diantara ukhty-ukhty kita, untuk itu mengapa kita perlu berta’aruf  ria, untuk mengetahui setidaknya faktor X dan Y yang mempenaruhi perspektif berpikirnya.


Nah.. jadi bagaimanakah seharusnya seorang Akhwat itu??

Apakah ............
a.       ber-otot baja tulang besi?
b.      Penampilan necis bak seorang artis?
c.       Lani-lain......

Hi... hi.. maklum saja terkena virus Ujian Nasional. ^^

Dalam buku Ummatuna baina Qarnain, DR Yusuf Al-Qarahawi menyebutkan sejumlah kegagalan kaum muslimin sepanjang abad 20. Salah satunya adalah kegagalan dalam masalah perempuan. Kita terjebak pada 2 sikap ekstrim, berlebihan dan ceroboh atau antara dua kejahiliahan. Sedikit agak serius ya!! ^^

Maksudnya, sebagian kita berada pada kondisi menempatkan wanita dalam posisi yang begitu dikekang, mereka dilarang mengendarai kendaraan atau bekerja di luar rumah, memasung hak-hak politik perempuan bahkan ada di suatu negeri, kaum perempuan tidak memiliki hak pilih dalam PEMILU apalagi mencalonkan diri sebagai anggota parlemen.

Nah, dilain sisi realitas ekstrim berbeda muncul ke permukaan yakni pembebasan perempuan yang berlebihan dari kaum liberalis muslim. Mereka sangat bersemnagat meniru budaya Barat dan mengikuti filsafat liberalisme tanpa seleksi.

Nah, perhatikan lagi isi gossip kita di atas, jangan-jangan masuk salah satunya ya?? :D

Untuk itu, semoga kita tidak terjebak pada dua ekstrimisme diatas, kita terus bergerak dalam bingkai dakwah ini, menembus batas-batas tembok rumah kita, dengan sebuah dasar, visi dan misi yang jelas.

Minimal sekali modal dasar yang harus dimiliki adalah kesiapan pribadi saat menghadapi gejolak kehidupan, Bagaimana akhwat bisa disebut atngguh jika ia labil saat menghadapi gejolak diri. Apalagi jika kemudian jatuh ke dalam arus-arus negatif yang membahayakan. Setiap manusia dihadirkan berbagai cobaan dan ujian. Tinggal cara menyikapinya. Para akhwat yang tanngguh tentunya harus selalu menemukan formula penyelesaian dari setiap masalah. Para akhwat harus sadar bahwa mereka memiliki banyak tiang untuk berpegangan, banyak telinga untuk mendengar permasalah dan banyak tangan yang akan menolong.

Komentar