Baiat Aqabah Dua (Kubra)


Pada musim haji tahun ketiga belas dari nubuwah, lebih dari tujuh puluh Muslimin penduduk Yatsrib ke Makkah untuk melaksanakan manasik haji bersama rombongan yang masih musyrik. Ketika tiba di Makkah, mereka menjalin hubungan secara sembunyi-sembunyi dengan Rasulullah yang kemudian menghasilkan perjanjian untuk berkumpul di sebuah bukit Aqabah pada pertengahan hari tasyriq. Pertemuan ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi pada malam hari.

Sebelum baiat dilaksanakan diawali dnegan Dialog dan tanggung jawab yang dipimbin oleh Al-Abbas bin Abdul-Muthalib serta penentuan butir-butir baiat.

Pelaksanaan Baiat
Butir-butir baiat:
1.    Untuk mendengarkan dan taat tatkala bersemangat dan malas.
2.    Untuk menafkahkan harta tatkala sulit dan mudah.
3.    Untuk menyuruh kepada yang ma’ruf fan mencegah dari yang mungkar.
4.    Untuk berjuang karena Allah dan tidak merisaukan celaan orang yang suka mencela.
5.    Hendaklah kalian menolong jika aku datang kepada kalian, melindungiku sebagaimana kalian melindungi diri, istri dan anak-anak kalian, dan bagian kalian adalah surga.

      Setelah ada kesepakatan mengenai butir-butir baiat maka baiat dilaksanakan dengan berjabat tangan. As’ad yang telah ikut pada Baiat aqabah satu dan menjadi da’i bersama Mush’ab bin Umair dinobatkan sebagai pemuka agama bagi orang-orang yang menyatakan baiat tersebut dan dia yang pertama kali menyatakan baiat tersebut.

Dua Belas Pemuka Kaum
Kemudian, Rasulullah SAW bersabda “Tunjukkanlah dua belas orang di antara kalian untuk menjadi pemimpin bagi kaumnya dan bertanggung jawab terhadap mereka.”
Dua belas orang itu adalah:
1.       As’ad bin Zurarah bin Ads
2.       Sa’d bin Ar-Rabi’ bin Amr
3.       Abdullah bin Rawahah bin Tsa’labah
4.       Rafi’ bin Malik bin Al-Ajlan
5.       Al-Barra’ bin Ma’rur bin Shahr
6.       Abdullah bin Amr bin Haram
7.       Ubadah bin Ash-Shamit bin Qais
8.       Sa’d bin Ubadah bin Dulaim
9.       Al-Mudzir bin Amr bin Khunais
10.   Usaid bin Hudhair bin Sammak
11.   Sa’d bin Khaitsamah bin Al-Harits
12.   Rifa’ah bin Abdul-Mundzir bin Subair

Kemudian Rasulullah menyumpah mereka secara khusus “kalian adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap pemuka kaum kalian dan keadaan mereka sebagaimana yang dilakukan Al-Hawariyun terhadap Isa bin Maryam, dan aku adalah oarang yang bertanggung jawab terhadap kaumku.” Mereka menjawab, “Baik.”

Baiat Aqabah dua yang dikenal dengan baiat aqabah kubra ini berjalan dnegan mulus. Meski mendekati akhir dari baiat diketahui oleh orang Quraisy. Hingga kabar ini berdesus sampai ke pemimpin kabilah mereka, namun hal itu sudah mendekati usainya musim haji.

Baiat Aqabah dua ini mencerminkan rasa cinta, loyalitas, tolong-menolong sesama orang mukmin, kepercayaan, keberanian dan keteguhan dalam meniti jalan Dakwah. Penduduk Yatsrib merasa amat kasihan terhadap nasib saudaranya sesama Mukmin. 


Sumber : Sirah Nabawiyah, Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri

Komentar