Baiat Aqabah Satu

Enam Orang Penduduk Yastrib
Pada tahun kesepuluh masa Nubuwah. Rasulullah SAW kembali ke Mekkah (setelah sebelumnya Rasulullah berdakwah di Tha’if) untuk berdakwah kepada berbagai kabilah dan individu yang bertepatan dengan musim haji.

Dalam proses pendakwahan yang dilakukan kepada kabilah dan individu ini ditanggapi dengan berbagai respon. Di antaranya ada yang menolaknya secara baik-baik, ada pula beberapa orang yang kemudian beriman tak lama setelah musim Haji.

Pada musim haji tahun kesebelas nubuwah. Satu malam nabi keluar ditemani Abu Bakar dan Ali, beliau keluar dan melewati perkampungan Dzuhl dan Syaiban bin Tsa’labah. Beliau menyampaikan Islam kepada mereka. Abu Bakar dan seorang dari Dzhul mengadakan perdebatan hebat. Sedangkan Bani Syaiban memberikan jawaban yang tuntas, namun masih menunda untuk menerima Islam.


Kemudian Rasulullah SAW melewati Aqabah di Mina. Di sana beliau mendengar beberapa orang yang sedang mengobrol. Maka beliau mendekati mereka. Mereka adalah enam orang pemuda Yastrib, yang semuanya berasal dari Khazraj, yaitu:
1.         As’ad bin Zurarah, dari Bani An-Najjar
2.         Auf bin Al-Harits bin Rifa’ah bin Afra, dari Bani An-Najjar
3.         Rafi’ bin Malik bin Al-Ajlan, dari Bani Zuraiq
4.         Quthbah bin Amir bin Hadidah, dari Bani Salamah
5.         Uqah bin Amir bin Nabi, dari Bani Ubaid bin Ka’b
6.         Jabir bin Abdullah bin Ri’ab, dari Banu Ubaid bin Ghanm

Para pemuda Yatsrib ini kemudian masuk Islam. Dan mereka berkata “kami tidak akan membiarkan kaum kami dan kaum yang lain terus bermusuhan dan berbuat jahat. Semoga Allah menyatukan mereka dengan engkau. Kami akan menawarkan agama yang telah kami peluk ini. Jika Allah menyatukan mereka, maka tidak ada orang yang lebih mulia daripada diri engkau.”

Baiat di Aqabah, Mina
Kemudian, keenam pemuda ini terus menyebarkan dakwah Islam di Madinah. Hasilnya, pada musim haji berikutnya ada dua belas orang yang datang ke Mekkah. Lima orang di antaranya adalah mereka yang telah bertemu Rasulullah kecuali jabir bin Abdullah bin Ri’ab. Dengan tujuh orang lainnya:
1.    Mu’adz bin Al-Harits bin Afra’ dari bani An-Najjar dari khazraj.
2.    Dzakwan bin Abdul-Qais dari Bani Zuraiq dari Khazraj.
3.    Ubadah bin Ash-Shamit, dari Bani Ghanm dari Khazraj.
4.    Yazin bin Tsa’labah, dari sekutu Bani Ghanm dari Khazraj.
5.    Al-Abbas bin Ubadah bin Nadhlah, dari bani salim dari Khazraj.
6.    Abdul-Haritsam bin At-Taihan, dari Bani Salim dari Khazraj.
7.    Uwaim bin Sa’idah, dari Bani Amr bin Auf dari Aus.
     
      Mereka bertemu Rasulullah SAW di Aqabah (Mina), lalu mengucapkan baiat. Al-Bukhari meriwayatkan dari Ubadah bin Ash-Shamit, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Kemarilah dan berbaiat kalian kepadaku untuk tidak menyekutukan sesuatu pun dengan Allah, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak sendiri, tidak akan berbuat dusta yang kalian ada-adakan antara tangan dan kaki kalian, tidak mendurhakai dalam urusan yang baik. Barang siapa di anatar kalian yang menepatinya, maka pahala ada pada Allah. Barang siapa mengambil sesuatu dari yang demikian, lalu dia disiksa di dunia, maka itu merupakan ampunan dosa baginya, dan barnag siapa yang mengambil sesuatu dari yang demikian itu lalu Allah menutupinya, maka urusannya terserah Allah. Jika menghendaki Dia menyiksanya dan jika menghendaki Dia akan mengampuniny.” Lalu aku pun berbaiat kepada beliau.

Pasca Baiat Aqabah Satu
Bersama mereka yang telah berbaiat ini kemudian Rasulullah mengirimkan dutanya Mush’ab bin Umair Al-Abdari, untuk berdakwah dan mengajarkan syariat-syariat Islams erta pengetahuan agama kepada orang-orang muslim di sana, sekaligus menyebarkan agama Islam ke penduduk yang masih musyrik.

Catatan: hanya diambil dari satu sumber lebih bersifat resume
Maraji' : Sirah Nabawiyah, Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri

Komentar