Perpustakaan Baru di Takengon

Ketika liburan semester lalu, saya beberapa kali mengunjungi bangunan baru dua lantai yang terletak tepat di sekitar wilayah kampus Universitas Gajah Putih.  Hampir seluruh sudut pustaka ini dipenuhi mahasiswa. Buku-buku yang disediakan terbilang lumayan untuk dijadikan rujukan para mahasiswa kebanggaan tanah Gayo ini, hanya saja jika dibandingkan dengan perpustakaan di universitas Negeri koleksi buku pada pustaka ini masih butuh kerja keras untuk menyamainya. 

Fokus saya di perpustakaan ini adalah untuk mencari buku-buku mengenai "Gayo". Hanya saja ternyata buku ini memang begitu eksklusif, hanya terdapat di sebuah lemari kaca yang di ruang administrasi perpustakaan.

Meski demikian, wacana sebuah perpustakaan yang besar adalah impian yang bersifat investasi masa depan. setidaknya dengan demikian kehadiran pustaka ini mampu menjadi salah satu alternatif positif bagi para pemuda gayo dalam meluangkan waktunya.

Sedikit foto-foto yang saya ambil dari gambar-gambar yang ada di dinding perpustakaan...

Masjid Bebesen
Sebelum dibakar oleh Belanda

Masjid Tua di Kebayakan

Alat memeras air tebu

Stempel Kerajaan Linge

Lumbung tempat penyimpanan makanan
Seorang wanita yang menggunakan jingki
(alat menumbuk padi)

Sedikit petikan yang saya ambil dari sebuah buku. Menurut Junus Melalatoa, sistem nilai budaya Gayo terdiri dari; mukemel (Harga diri), tertip (tertib), setie (setia), semayang gemasih (kasih sayang), mutentu (kerja keras), amanah, genao-mupakat (musyawarah), alang-tulung (tolong menolong), dan bersikekemelen (kompetitif)

Komentar

Posting Komentar