Oleh. Fitria Larasati
Di planet yang bernama Bumi dan di tengah makhluk berlabel manusia si Facebook bisa jadi sudah ditakdirkan untuk menjadi terkenal. Gak perlu pakai tim sukses dan nempelin poster dimana-mana (maklum masih suasana pilkada) ia telah terbukti sukses mengambil hati manusia. Mulai dari yang masih anak-anak sampai yang ubanan juga ikut-ikutan eksis di layar facebook.
Seiring umur facebook yang sudah menahun bukan berarti semua orang pada ngerti dan setuju sama facebook, ada juga yang masih kekeh dengan prinsip “say no to facebook”. Meski dengan penuh kesadaran tuntutan untuk memiliki acount di jejaring sosial karya Marz Zukerberg ini cukup membuat “ngiler”. Mungkin di kalangan remaja hampir semua rela-rela (remaja labil-remaja labil) ini punya. Yang sebenarnya suka ngiler itu emak-emaknya.
Di kepala emakpun berkecamuk antara mendaftarkan diri di facebook atau tetap memilih tidak ikut-ikutan. Meski, ketika arisan teman-teman emak sibuk membicarakan status temannya, foto baru keluarga tetangganya yang di upload, bertemu teman lama, memantau facebook anak dan lain-lain. Namun, emak juga punya alasan mengapa tetap kekeh pada prinsipnya. Salah satunya karena emak liat di TV ada anak gadis yang dibawa lari teman yang dikenalnya di facebook, takut gak bisa bagi waktu dan masih banyak lagi. Jadilah emak semakin “galau”.
Buku yang ditulis oleh duapuluh lima emak dengan cara pandang berbeda dan pengalaman berbeda ini sangat direkomendasikan untuk dibaca oleh emak-emak yang masih galau dengan facebook dan juga emak-emak yang sudah sangat akrab dengan facebook. Untuk yang masih galau semoga bisa terbantu untuk segera memutuskan. Dan untuk emak-emak yang udah familiar dengan facebook agar bisa menjadi warning. Gak sedikit juga kan emak-emak yang kemudian ngenelantarin keluarganya mulai dari lupa masak sampai-sampai pada tindakan perselingkuhan.
Buku yang dikemas dengan bahasa menarik, mengalir serta menggelitik ini memang bukan sekedar kumpulan cerita kosong. Tiap bagiannya menyiratkan pelajaran-pelajaran yang bisa dijadikan rujukan kadar wajar-tidak wajar dalam ber-facebookan. Tips dan trik yang diramu dalam pengalaman-pengalaman nyata penulisnya sendiri.
Kisah yang diceritakanpun beragam mulai dari yang keranjiangan facebook sampai lupa daratan. Lupa uda punya suami dan anak. Malah, kopdar dengan pria lain yang dikenalnya lewat facebook (ii... serem). Tapi, banyak juga yang dapat pelajaran baru di facebook seperti Shabrina WS dengan tulisannya yang berjudul “Fb dan Singa Tidurku”. Dari facebook ia berhasil mengembangkan kembali kemampuan menulisnya yang telah lama ditinggalkan. Selain aktif update dan komen status para emak-emak ini juga aktif di beberapa grup bermanfaat seperti grup kepenulisan, gruk resep masakan, grup perkembangan anak sampai-sampai ada yang mendapatkan uang dengan membuka lapak jualan online.
Karena ditulis oleh terpisah oleh para penulisnya si facebook akhirnya dilihat dari banyak sisi dan kadang persefsi sebuah tulisan berbeda dengan tulisan lainnya, over all buku ini tetap menarik, ditambah chips n Crisps di setiap akhir ceritanya buku ini seperti panduan konkrit yang memberikan solusi jitu menjadi facebooker full manfaat. Buat semua emak-emak wajib baca buku "Emak-emak Fesbuker Mencari Cinta" ini.
Komentar
Posting Komentar